Toraja Culture

Mayat Berjalan Tanah Toraja

July 29, 2024 | by torajaculture.com

Mayat Berjalan Tanah Toraja

Pendahuluan: Mayat Berjalan Tanah Toraja

Torajaculture.com – Artikel kali ini akan membahas tentang Mayat Berjalan Tanah Toraja. Indonesia mempunyai banyak sejarah dan budaya. Oleh karena itu, setiap daerah di Indonesia mempunyai tradisi uniknya masing-masing uniknya. Ada satu satu hari libur liburan yang sangat terkenal dan menarik itu yang menarik wisatawan, baik dari Malaysia maupun negara lain.

Mayat berjalan atau Ma’Nene adalah upacara yang berhasil dari Tana Toraja,Sulawesi Selatan. Tradisi Ma’Nene merupakan salah jalan satu untuk menghormati anggota keluarga yang telah meninggal,yang telah meninggal dunia yang telah berlangsung bertahun-tahun. Setelah dilempar dilemparkan,ini jenazah pemakaman akan diberikan kepada pakaiannya.​

Ritual Ma’Nene

Ritual Ma’Nene dilakukan pada bulan Agustus. Orang-orang di daerah tersebut daerahakan membawa peti jenazah dari Patane. Patane adalah kuburan hidup rumah yang menyimpan jenazah. Sebelum membawa peti jenazah dari Patane. Ada beberapa aturan yang harus dipatuhi oleh anggota kelompok yang saat ini tinggal bersama. Bebera pa​​​aturan yang harus dipatuhi oleh anggota kelompok yang saat ini tinggal bersama.​ Salah dari mereka memberikan sejumlah kecil ​​​sedikit rambut pada salah satu ekornya.

Kemungkinan besar, hewan yang ditemukan adalah babi atau kerbau. Masyarakat Toraja tahu bahwa kehidupan abadi akan meningkatkan tingkat hewan yang dikurbankan. Biasanya ritual ini upacara diadakan bersama banyak anggota keluarga di Patane.​​ Seorang ayah desa atau Ne’tomina akan melafalkan doa dalam bahasa Toraja Kuno sebelum mengeluarkan jenazah dari Patane.

Setelah dilakukan dilakukan oleh No’tomina, jenazah bisa diangkat dari tanah. Tidak,​jenazah bisa diangkat dari tanah.​​ Kemudian, jenazah didorong keluar dari pangkal atau atas didorong keluar dari pangkalan atau​atas. Pakaian yang digunakan Jenazah juga disamakan dengan pakaian baru.​​

Begitu segera jenazah dibuang, yang baru pun dipasang pada tempatnya. Jenazah di atas pemakaman telah ditambahkan ke petisi jenazah baru telah ditambahkan ke petisi pemakaman baru. Begitu segera selesai, jenazah tidak langsung dimasukkan ke Patane. Anggota keluarga akan menjaga pemakaman pada malam hari itu. Hingga akhir hari ,keluarga akan berdoa bersama dan menghormati hewan tersebut. ​​​Akhir hari, keluarga akan berdoa bersama dan menghormati hewan.

Segera setelah yasalat selesai, barulah peti jenazah dibawa kembali ke Patane. Pati mati tidak bisa dibuka, sampai waktu pelaksanaan Ma’Nene tiba dan anggota keluarganya menyiapkan hewan dengan lebih baik.

Sejarah Ma’nene

Ritual Ma’Nene dilakukan serentak satu desa. Jadi ,amalan ini praktik berlangsung lama ,bahkan mungkin sebulan penuh.​berlangsung lama ,bahkan mungkin sebulan penuh.​​ Keluarga Ma’Nene dan Ne’tomina merencanakan waktu ritual dengan bertemu di masjid desa.​

Ritual Ma’Nene ada diadakan karena orang yang berumur panjang percaya cara ini dapat menghormati leluhur yang tidak ada. Apakah di Tana Toraja ada tradisi tradisi orang pergi sendiri ke tempat memasak daging? Di dalam​​​​​​Tana Toraja dimana orangnya pergi sendiri ke tempat dagingnya dimasak?​​​​​

Tradisi Ma’Nene terkait dengan kepercayaan masyarakat Toraja bahwa cucian kotor berasal dari kaki dan pantat. Hal ini terkait dengan kepercayaan masyarakat Toraja bahwa cucian kotor mereka berasal dari kaki dan pantat mereka. Jadi,tidak hanya melakukannya orang-orang yang meninggalkan dunia orang orang mati,tetapi jenazah mereka juga terkubur di dalam tanah. Tapi tubuh mereka juga terkubur di dalam tanah. Bagi mereka,hal ini akan menyebabkan kerugian sebesar ​kepercayaan terhadap tubuh yang berujung pada penurunan suhu tubuh kepercayaan pada​tubuh, yang akan menyebabkan suhu tubuh lebih rendah. Namun bagi generasi sekarang generasi, kebangkitan teknologi informasi telah menimbulkan banyak permasalahan.​​ Maraknya teknologi informasi telah menimbulkan banyak permasalahan.​​​

Di pedalaman Toraja Utara, Ritual Ma’nene hanya dilakukan oleh masyarakat Baruppu.​​​ Setiap tiga tahun bertahun-tahun, sekali itu ritual Ma’nene Diadakan, dan biasanya berlangsung pada bulan Agustus.

Mayat Berjalan Kerumahnya

Salah satu keunikan bangsa kita, Indonesia, saya akan bagikan. Bukan hanya hanya kaya budaya dan adat istiadatnya itu juga merupakan hal yang misterius tentang dia akan budaya dan adat istiadatnya. Berbagai banyak macam ritual telah menyebabkan hal ini. Namun yang utama adalah Ritual Ma’nene dari​​​ Berbagai macam ritual telah menyebabkan hal ini, namun yang utama adalah Ritual Ma’nene. Ritual Ma’nene merupakan salah satu cara untuk menghormati dan melindungi busana leluhur.​ Ritual ini hanya dikenal oleh masyarakat Baruppu di Toraja Utara, sebuah kabupaten baru.

Saat Ma’nene dimulai, mati para leluhur, tokoh, dan orang tua terlempar. Dari makam dan liang batu dan mendarat di panggung atas ​terlempar dari makam dan liang batu dan mendarat di panggung atas. Di dalam kamar kamar, gadis keluarga dandan putra altar sekarang bersama.putra altar sekarang bersama. Hal ini dapat dilakukan untuk utuh atau tinggal tulang-belulang jenazah tersangkut di tabung jenazah dengan yang baru.​​ Meskipun sang mayat hidup dan tetap menjadi bagian keluarga besar, tidak ada hal itu.

Penutup: Mayat Berjalan Tanah Toraja

Tradisi Ma’Nene lebih dari sekadar mengganti pakaian jenazah. Ini adalah pernyataan mendalam tentang hubungan manusia dengan leluhur dan siklus kehidupan. Melalui ritual ini, masyarakat Toraja menunjukkan penghormatan yang mendalam kepada orang yang telah tiada, sekaligus memperkuat ikatan keluarga dan komunitas.

RELATED POSTS

View all

view all